Berhenti Merokok

Menurut data badan kesehatan PBB, WHO 2004, di tahun 2002 lebih dari 750 ribu orang Indonesia meninggal akibat rokok. Mereka menghabiskan lebih dari Rp 100 triliun dalam setahun untuk membeli lintingan tembakau dan cengkeh itu. Data demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia 2008 menunjukkan, 93 persen pecandu rokok adalah orang dewasa, sedangkan di bawah 20 tahun mencapai 7 persen.

(Tempointeraktif.com diakses tanggal 27 February 2009)

Saya mencoba berhenti merokok setelah 12 tahun rutin memasukkan Tar, nikotin, irritants dls ke paru-paru setiap hari. Rokok saya  (dulu) Sampoerna A Mild warna merah, walaupun sering merokok apapun jika kepepet :razz:. Bila tiap batang AMild mengandung 0.1 mg nikotin, setidaknya sudah 8760 mg terhisap selama 12 tahun dengan 20 batang perharinya. Mengapa saya berhenti merokok dan bagaimana caranya?

Pengetahuan tentang bahaya merokok sudah sangat mudah didapatkan saat ini. Hanya dengan sedikit googling, ribuan artikel tentang bahaya rokok sudah muncul. Dari sekian artikel itu, hampir tidak ada tidak ada penelitian ilmiah yang kontra terhadap bahaya rokok bagi kesehatan. Toh, walaupun pengetahuan telah dimiliki, tak mudah untuk berhenti.

Mengapa berhenti merokok?

Pertama, karena saya ingin berhenti. Ini syarat penting yang harus dimiliki.

Kedua, istri saya benci pada rokok. Kebencian ini meningkat drastis ketika di Canberra. Selama ini, rokok saya diimpor dari Sumedang dan harus membayar cukai import $48 per slop. Tapi hal ini bukan perhitungan matematis semata. Jika hanya mengandalkan hitungan ekonomis, tentu keputusan berhenti merokok sudah datang dari dulu. Berhenti merokok adalah simbol bagaimana mencintai istri lebih dalam daripada mencintai diri sendiri:oops:.

Ketiga, merokok di Australia sangat-sangat tidak nyaman. Di Australia, merokok adalah perbuatan yang lebih buruk daripada drinking. Drinking adalah gaya hidup, merokok adalah kecerobohan hidup. Di Indonesia berbeda. Merokok dipandang sebagai ‘kenakalan’ atau keburukan dengan strata terendah. Waktu di kampung Bogeman, saya sering mendengar ibu-ibu yang mendiskripsikan kenakalah pria 20an tahun dengan berkata: ” Wah, dia itu  baik banget lho, merokok saja tidak.” Jadi, jika seseorang tidak merokok, dianggap alim, baik dan berbudi dan jauh dari Molimo. Tidak sedikit juga (baik laki-laki atau perempuan) yang melihat rokok adalah ekspresi kejantanan laki-laki. Pada sisi yang lain, jika perempuan merokok, dianggap sebagai perempuan terjelek ahlaknya. Nah di Australia, mau merokok sangat repot. Disamping lokasinya yang harus minimal 10 meter dari building, keinginan merokok menjadi siksaan berat hampir di setiap musim. Di musim dingin, keinginan merokok dikalahkan oleh dinginnya suhu yang membekukan jari-jari, di musim panas anda tahu sendiri, mana enak merokok kala cuaca 38 derajat?

Bagaimana berhenti merokok?

Pertama, sadarlah bahwa (selain nyawa) ada dua komponen utama dalam tubuh, yaitu jiwa dan raga, keduanya berhubungan erat. Orang bule menyebutnya mind and body. Raga pada dasarnya  adalah budak dari jiwa. Jiwa kitalah yang merupakan raja dan melakukan sesuatu atas dukungan raga. Jadi jika kita sedang makan, raga memberi proposal ke jiwa bahwa perut harus diisi. Proposal ini bisa ditolak oleh jiwa. Waktu kuliah di Jogja dulu, proposal ini sering saya abaikan karena jatahnya memang hanya dua kali nasi kucing sehari. Nah jika Jiwa memang benar-benar ingin berhenti merokok, tinggal bagaimana mengatasi ketagihan nikotin ini.

Kedua, sebenarnya jiwalah yang membuat raga ketagihan pada nikotin (scarving). Karena terbiasa mendapatkan pasokan nikotin tiap hari, tubuh enggan melepaskan kenikmatan itu. Jika tidak dituruti, raga berontak dan bentuknya bisa macam-macam. Fase inilah yang disebut sebagai nicotine withdrawal symptoms. Lamanya bervariasi. Saat ini saya sedang mengalami fase ini. Kata dokter antara 6-12 minggu. Adaptasi tubuh bisa dilihat antara lain diare, pusing, sulit tidur, sulit berkonsentrasi, tekanan darah naik, lapar terus (increasing appetite) dll. Saya hanya merasakan dua, tekanan darah naik (yang diukur dari gampangnya marah :lol:) dan increasing appetite. Ingat, ini hanya beberapa minggu.

Ketiga, untuk mengurangi resiko Nicotine Withdrawal ini, banyak cara digunakan. Di Australia yang paling populer adalah Nicotine Gum dan Patch (mirip salonpas). Saya memilih yang pertama, alasannya sederhana, lebih murah dan ada aktifitas pengganti merokok untuk mulut. Setiap potong gum mengandung 2mg atau 4mg nikotin. Pertama saya pakai yang 2mg tapi dokter menyarankan  4mg. Walaupun berlipat nikotinnya, hal ini tidak berbahaya karena nikotin tidak masuk ke paru-paru tapi hancur di pencernaan. Nicorette ini adalah manipulasi permintaan raga. Teman saya menyarankan Champix, sebuah obat yang bisa memblokade nikotin ke otak. Tapi saya ingin menikmati scarving ini. Selain itu, di youtube banyak metode instan lainnya semacan SEFT (totok).

Keempat, dukungan dokter atau medis bisa dibutuhkan bisa tidak tergantung anda. Saya mengontak dokter hanya untuk memastikan I follow the right path. Toh, dokter hanya meresepkan Nicorette 4 mg , itupun tidak diganti asuransi:cry:. Nicorette pun mudah ditemukan dimana saja. Dokter Australia sangat-sangat-sangat enggan memberi obat jika tidak diperlukan, sangat berbeda dengan di Indonesia. Di Indonesia  dokter/paramedis sangat mudah memberi obat, sedikit-sedikit antibiotik. Saya pernah datang ke Puskesmas depan rumah untuk mengganti perban anak saya yang dijahit dua di atas pelipis kanan,. Ketika itu umurnya 3 tahun. Seandainya lukanya di tangan, tentu perban sudah saya ganti sendiri. Kebetulan Puskesmas di Sewon dilengkapi fasuilitas mirip  RS kecil, jadi gak perlu antri. Nah, perawatnya kemudian langsung memintas saya membeli beberapa obat antibiotik. Saya tidak mau, tapi dia memaksa, ngeyel. Ya sudah lah, toh hanya dua ribu, yang penting perbannya diganti. Setelah perban diganti, antibitotik Puskesmas itu hanya berakhir di tong sampah halaman Puskesmas.

Kelima, perkuat niat, perkuat jiwa dari godaan raga yang seringkali bertambah dari lingkungan sosial.

Setelah itu, saya kira hanya menunggu, sampai masa enam minggu lewat.

This writing is an appreciation to my mind.

Links beberapa situs penting berhenti merokok (english)

1. Quit Australia

2. What happens when Quit Smoking

3. SEFT berhenti merokok

4. Iklan