Mencari Kontrakan Rumah di Australia

Sudah lama sekali saya ingin menulis pengalaman mencari rumah kontrakan di Australia. Seharusnya saya tulis tiga tahun lalu, tapi lebih baik saya tulis sekarang daripada tidak sama sekali. Informasi ini khusus untuk Canberra dan sekitarnya, daerah lain mungkin punya hal yang berbeda.

Seperti di Indonesia, mengontrak rumah di Canberra bisa dilakukan dengan berhubungan langsung dengan dua pihak, pemilik rumah langsung atau kepada agent real estate. Bedanya, sangat sedikit yang dapat berhubungan langsung dengan pemilik rumah, biasanya menggunakan agent.

Beberapa perbedaan keduanya adalah sebagai berikut:

  1. Pemilik rumah langsung  basisnya adalah trust, sedangkan ketika berhubungan dengan real estate basisnya adalah contract. Implikasi dari kedua hal ini bisa menjadi sangat panjang.
  2. Proses lebih mudah dengan pemilik rumah langsung daripada dengan agent.
  3. Agent menarik sekian dolar dari uang pajak, sehingga biasanya relative lebih mahal.
  4. Agent yang berbasis contract lebih jelas tanggungjawabnya masing-masing. Ini memberikan kepastian hokum kepada kedua belah pihak. Hal ini agak berbeda dengan pemilik rumah langsung, jika kebetulan berhubungan dengan landlord yang enak sih gak apa-apa. Tapi ketika konflik terjadi, biasanya pemenangnya selalu pemilik rumah yang memang tinggal di situ.
  5. Inspeksi landlord langsung kadang tidak pasti dan tidak terjadwal seperti dengan agent.
  6. Keduanya biasanya menanggung biaya pemakaian air ke dalam biaya sewa rumah dan juga menetapkan bond sebesar 4 kali biaya sewa per minggu. Bond ini akan dikembalikan jika dalam inspeksi terakhir, rumah kembali dalam keadaan bersih dan tidak ada kerusakan. Jika ada, biaya perbaikan akan diambilkan dari bond.
  7. Sumber informasi utama tetap dari internet dan koran (Rabu dan Sabtu) Canberra Times. Bedanya, agent akan menampilkan info rumah di web ternama dan juga web mereka sendiri, sedangkan landlord akan mengiklankan di website classified dan iklan di kampus. Continue reading “Mencari Kontrakan Rumah di Australia”

Sekolah Anak di Australia

*Update Agustus 2015: Mulai Januari 2016, Sekolah anak di Australia untuk HDR (Master Research dan PhD) Student di ACT digratiskan. Salinan suratnya dilihat disini

ChildcareDua kolega saya akan segera terbang ke Australia untuk melanjutkan studi PhD bulan depan. Selama beberapa bulan ini, saya sering ditanya tentang kehidupan di Australia, terutama tentang tatacara dan pengurusan anak, mulai dari childcare hingga sekolah dasar. Saya bukan expert untuk urusan ini, tetapi ijinkan saya berbagi, mungkin ada gunanya untuk pembaca sekalian.

Pertama yang harus disadari adalah Australia dibagi menjadi beberapa negara bagian yang memiliki independensi yang tinggi dalam kebijakannya. Pemerintah kota (city council) hanya mengurusi urusan remeh temeh lainnya, misalnya kapan boleh membuang sampah perkakas di jalan. Hal ini berbeda dengan Indonesia yang meletakkan otonomi di Kabupaten/Kota. Setiap negara bagian tersebut memiliki kebijakan tersediri tentang childcare dan pendidikan dasar bagi mahasiswa asing. Walaupun terdapat skema federal tentang supporting berkaitan dengan Childcare, tetap saja kebijakan negara bagian yang bersangkutan yang lebih dominan. Sebagai contohnya, saya dulu tinggal di negara bagian NSW dan bersekolah di ACT seperti juga dialami beberapa kawan lainnya. Bagi mereka penerima beasiswa pemerintah Australia seperti saya dulu, tidak masalah menyekolahkan anak ke negara bagian manapun. Pemerintah Australia (walaupun tidak memberikan family stipend), tetap menjamin sekolah anak. Hanya butuh mengisi form yang digunakan negara bagian ACT untuk meminta klaim biaya ke NSW, tempat saya tinggal (seharusnya kebijakan ini juga dilakukan kabupaten/kota agar pendidikan tidak tersekat daerah administratif).

Terdapat treatment yang berbeda untuk mahasiswa yang berbiaya sendiri atau diberi beasiswa lainnya (misalnya DIKTI). Kawan tersebut harus menanggung total biaya sekolah Primary School di ACT dan membayar separuh biaya jika bersekolah di NSW. Besarnya kalau tidak salah sampai AU$4,500 an setahun di NSW. Untuk ACT sekitar AU$ 9,000.Tentu ini angka yang cukup fantastis untuk mahasiswa. Tetapi jika diukur dari pengalaman dan kemampuan perkembangan anak, angka itu sebenarnya tidak terlalu mencemaskan. Itulah tabungan kita ke anak. Istilahnya, AusAid sudah memberi beasiswa ke Ortunya, kewajiban ortu memberi “beasiswa” ke anaknya hehehe. Jika orang lain percaya dan mau membiayai kita sampai ke Australia, mengapa kita tidak percaya anak kita mengenyam pendidikan yang sama? Continue reading “Sekolah Anak di Australia”

Jual Mobil Lewat Internet

Salah satu ritual yang dilakukan mahasiswa yang telah selesai studinya adalah menjual beberapa barang yang dianggap berharga. Salah satunya adalah mobil istri saya. Sebenarnya selain mobil, masih ada kulkas, TV, DVD player, furnitures, microwave dll yang sebenarnya masih layak dijual yang totalnya bisa $AU 500. Tapi saya dan istri sepakat untuk menghibahkan itu semua, selain tak punya kapasitas untuk tawar menawar, yang beresiko merusak relasi, toh semua barang itu didapat dari jatah beasiswa.

IMG_3175editSelain, karena mobil dibeli tidak dari uang beasiswa alias dari utangan, harganya juga relatif masih bagus. Minggu lalu saya menjual Mobil istri Toyota Camry CSX tahun 1999. Saya mengiklankan di allclassified.com.au dengan biaya $AU 15 per foto dan di   billboard.anu.edu, dua situs andalan mahasiswa untuk mendapatkan barang bekas bermutu.

Menariknya, baru beberapa jam setelah diupload langsung dapat email yang isinya seperti berikut.

Hi,
I will like to know if the Ad is still available for sale and i will
offer you $6,300.00 hope to read from you soon.

Email ini aneh dan saya sudah tahu ini penipu. Lha wong ditawarinnya $6,200 kok ditawar $6,300. Tapi saya ingin meneruskannya, mumpung banyak waktu luang sebelum pulang. Lha setelah saya jawab, orang yang mengaku sebagai Brelia Moore ini membalas lagi.

Hi,thanks for mailing back,i want you to send me the recent photos,
i am happy to read from you and i want you to know that am buying this
for Dad…I would have prefer to come and inspect the car
and pay you in cash but i cant due to the nature of my work,I’m an
oceanist,i am at sea right now, and I am glad you accepted my offer.I
can only pay through paypal at the moment as i do not have access to
my bank account online,but i have it attached to my paypal account,
and this is why i insisted on using paypal to pay,all i will need is
your paypal email address to make the payment,and if  you do not have
a paypal account yet,its pretty easy to set one up at www.paypal.com,i
will be expecting your email.I have a pick up agent that will come for
the pick up after payment has been sorted.
Email me here.
Brelia.

Sekedar tahu saja, dalam sehari ada tiga orang yang semuanya  mengaku Oceanist dan ingin membeli tanpa menawar.  Dua email yang lain, karena pasti menipu, saya balas dengan agak keras dan lucu seperti berikut.

I dont care if you are an Oceanist or a Prime Minister, send your money to my ID at Paypal and I also don’t care if the Prime Minister Himself pick up the car after you pay it.

Tapi satu saya sisakan untuk mengetahui langkah sang penipu lebih lanjut. Setelah saya berikan account paypal, dia membalas lagi. Continue reading “Jual Mobil Lewat Internet”

Canberra Warming

Masya Allah. Sudah seminggu ini kami kepanasan. Suhu di Canberra siang hari sekitar 38 derajat C, di malam hari turun menjadi 19 derajat C. Tidak seperti musim panas tahun lalu, tahun ini musim panas memang terasa menyengat. Di Melbourne, suhu sempat menyentuh 43,2 derajat C. Akibatnya, beberapa perjalanan kereta yang melintasi Flinders Station, salah satu stasiun tersibuk, dihentikan karena relnya melting. Begitu juga dengan jaringan Trem.

Seperti sudah saya tulis di posting tentang Daylight Saving, musim panas memiliki sinar matahari yang jauh lebih lama, kira-kira tenggelam jam 9 malam.  Kemarin, kami sekeluarga sempat berkeliling di beberapa toko electronik besar untuk mencari cooler, pendingin udara yang memanfaatkan air. Tapi di seluruh toko tersebut cooler SOLD OUT, diborong Canberrans yang lebih dulu sadar akan “bahaya” panas matahari tahun ini.

Seberapa panaskah suhu 38 derajat itu? beberapa indikasi berikut bisa dijadikan pertanda.

1. Kipas angin tidak berfungsi mengingat angin yang dihembuskan tetap saja “angin panas”. Semakin kencang kipas diputar, semakin pedih muka menerima tamparan hawa panas.

2. Kasur, kursi dan seluruh perkakas empuk-empuk lainnya, walaupun tetap berada di dalam rumah, terasa seperti habis dijemur di bawah terik matahari selama 6 jam. Hawa angetnya, masih terasa di punggung.

3. Jika diparkir lebih dari 1 jam, perlu waktu agak lama untuk bisa langsung menyetir. Tuas setir terasa menyengat di tangan begitu kita menggenggamnya.

4. Margarine roti yang lupa tidak dimasukkan ke kulkas, meleleh seperti jika akan dipakai untuk menggoreng.

5. Hanya butuh satu jam untuk baju menjadi kering setelah diputar di mesin cuci, hanya dengan ditaruh di teras yang teduh.

Huih, Masya Allah, akhirnya, duel Nadal-Federer harus ditonton dengan berkali-kali meneguk air es dari kulkas. Untung masih punya Kulkas , kalau nggak……

Donor Darah di Australia

Donor Darah dimanapun di seluruh dunia intinya kurang lebih sama. Lengan ditusuk dengan jarum suntik yang lubang tengahnya terlihat karena saking besarnya, diambil darahnya 300 cc, diambil sampel darah dan diberi makanan ringan. Jika anda senang donor darah atau seorang penggiat PMI, atau sekedar iseng kesasar di blog ini, pengalaman donor darah di Australia, tepatnya di Canberra berikut ini mungkin bisa menjadi renungan.

Saya pertama kali melihat kemungkinan mendapatkan pengalaman donor darah di Australia melalui mobil keliling yang mampir di parkiran tempat belanja. Setelah itu saya kunjungi situs donateblood.com.au karena pasti disini semua informasi tersedia. Betul saja, disitus itu saya harus mendaftar online dan mereka berjanji akan menghubungi secepatnya. Di dalam situs, juga terdapat info tentang donor plasma.

Dua hari berselang, pihak Red Cross menghubungi dan menanyakan detail tentang beberapa hal yang saya tulis di form, termasuk agenda the first blood donate dan prosedur yang harus diikuti. Saking hati-hatinya, tiga hari kemudian Red Cross kembali menelpon saya dan menanyakan apakah saya sudah dikontak mereka. Saya jawab, saya sudah dikontak dan memiliki agenda untuk donor. Red Cross minta maaf telah mengganggu kenyamanan saya.

Continue reading “Donor Darah di Australia”

Membersihkan Tempat Maksiat

Jangan dikira ini posting tentang ceramah para Kiayi, orasi politisi, apalagi Fatwa FPI. Ini hanya sekelumit kisah beburu rejeki di negeri Kangguru. Banyak mahasiswa Indonesia yang malu-malu untuk menulis tentang pengalaman bekerja part time nya, mungkin karena di Indonesia pekerjaan yang dilakukan hampir semua mahasiswa penerima beasiswa AusAid ini tergolong memalukaan, bahkan menghinakan. Tanpa supporting untuk family dari ADS sejak tiga tahun lalu, otomatis mahasiswa Indonesia yang membawa keluarga harus bekerja extra untuk mendapatkan kata “cukup”. Jujur sekedar cukup, dalam benak saya sampai saat ini tidak terbersit pikiran untuk membawa uang sekedar beberapa ratus dolar, seperti pengalaman dulu yang hanya menyisakan Cad$ 15 dari Canada dan istri yang tak lebih dari €300 setelah 15 bulan di Belanda. Sebagai ilustrasi, keluarga di Australia dikategorikan miskin jika berpenghasilan dua kali beasiswa ADS tiap minggunya. Berikut sekedar cerita tentang kisah anggota ICMI (Ikatan Cleaner Muda Indonesia).

 

Menjadi cleaner adalah pilihan favorit mahasiswa Indonesia untuk bekerja part time (3-4 jam per hari dengan maksimal 20 jam perminggu) di Canberra. Alasannya beragam, tapi pekerjaan ini memang sangat-sangat mudah didapatkan. Begitu ada teman atau kenalan yang sudah “terjebak” menjadi anggota ICMI, gampang sekali merekrut teman-teman lainnya. Hanya dalam hitungan beberapa minggu berkerja, yang bersangkutan sudah dapat mencarikan pekerjaan untuk teman-teman lainnya. Hal ini terjadi karena tingkat perputaran yang tinggi di cleaner. Beberapa teman sudah bosan ketika bekerja beberapa minggu, jarang ada yang bisa bertahan lebih dari 4 bulan, karena bisa jadi sudah bosan dan ingin ganti suasana. Tapi saya memilih pekerjaan cleaner ini dengan dua alasan. Pertama, pekerjaan ini hanya sedikit menggunakan kemampuan otak, lebih banyak otot. Jadi selama tulang-tulang dibanting, otak masih bisa digunakan untuk mengingat kuliah. Saya memilih mendengarkan rekaman kuliah lewat MP3. Kedua, pekerjaan ini menjadi pengganti olahraga yang mutakhir dan terbukti mampu menghilangkan timbunan lemak di perut dan dalam beberapa minggu, mampu membesarkan otot trisep dan bisep. Continue reading “Membersihkan Tempat Maksiat”

The Warmest June

 

The Canberra Times dua minggu lalu melaporkan bahwa suhu di Canberra pada bulan Juni 2008 adalah suhu bulan Juni terhangat selama 51 tahun terakhir sejak 1957. Biasanya bulan Juni-July adalah bulan-bulan yang dingin, tetapi tahun ini lebih “hangat”. Apakah ini semua akibat Global Warming? Saya tidak mau berspekulasi seperti para ahli cuaca, tapi yang jelas, ini adalah “the coldest June” buat saya.

 

Suhu yang berada di antara minus 4 sampai dengan 12 derajat celcius tentu bukan suhu yang bersahabat untuk orang Indonesia. Pada pagi hari, kaca depan mobil penuh dengan butiran es setebal beberapa milimeter. Jika sedang “dingin” dan diparkir di jalanan, seluruh bodi mobil tertutup lembaran es yang butuh beberapa menit untuk hilang. Setiap pagi pula, Sim C yang nyaris tidak berfungsi, bersalin rupa menjadi alat ampuh untuk mengikis lapisan es di windscreen. Inilah juga pertama kalinya saya tahu fungsi filament di bagian kaca belakang berikut panel defrost di sebelah kemudi yang berguna untuk melelehkan es dan embun yang menempel dan mengganggu jarak pandang ke belakang.

 

Continue reading “The Warmest June”

Australia’s GOD

flag_australia_me.jpgDalam tulisan sebelumnya, telah dikupas tentang munculnya ‘tuhan-tuhan‘ baru dalam kehidupan manusia modern. Definisi ‘tuhan’ disini diartikan sebagai sesuatu yang diikuti, diyakini dan semua anjurannya ‘dilaksanakan’ dengan konsekuen dan tidak terbantahkan. ‘Tuhan’ non permanen ini bisa muncul dalam wajah yang begitu rupa, mengikuti arus kehidupan modern yang sulit ditemukan padanannya, bahkan pada waktu yang tidak terlalu lama. Siapakah “tuhan’ orang Australia? Tulisan ini diilhami dari munculnya konflik pribadi dengan ‘tuhan’ Australian tersebut yang begitu terasa bahkan dalam bulan-bulan awal tinggal di sini.

 

Tuhan itu adalah komputer dengan segenap softwarenya, yang menjadi ‘matrix’ -seperti dalam sekuel film MATRIX’- dalam kehidupan di Australia. Seluruh perintah sistem komputer dipatuhi dengan menghilangkan nurani bahkan akal sehat. Seluruh fase kehidupan di Australia diproses dalam sistem biner ‘0’ dan ‘1’ yang menyandera siapapun. Pada satu sisi, hal ini bisa membuat kehidupan menjadi lebih rapi, efficient dan tepat. Tapi ketika terjadi konflik, akal sehat dihilangkan. Pengalaman saya dengan DODO Australia membuktikan hal itu.

Continue reading “Australia’s GOD”

HECS : Berhutang untuk Kuliah

Disebabkan lebih karena banyaknya pengunjung web bulan ini yang sedikit lebih dari biasanya, ingin rasanya menulis lagi sebagai bentuk apresiasi terhadap comment yang telah masuk, yang berdasarkan statistic harian, web ini dilihat rata-rata oleh 128 orang dari 26 negara, 40% nya dari Indonesia dengan rata-rata 2000 hits. Hits-hits ini yang membuat saya bersemangat menambah tulisan. No Comment juga tak mengapa, yang penting tulisan saya membawa manfaat. Saya akan menulis tentang HECS, Higher Education Contribution Scheme, ditengah due paper-paper yang mendesak. HECS ini menarik untuk dilihat karena banyak dijadikan lesson drawing Negara lain dan genuine made in Australia. Selain itu, sebagai pengingat artikel yang baru saja saya baca,. Kira-kira berikut ringkasannya.

HECS adalah skema pinjaman Pemerintah Australia untuk Australian Citizens dan Permanent Residents guna melanjutkan pendidikan tinggi setingkat sarjana di Australia. Pendeknya, Pemerintah Australia memberikan bantuan financial kepada Australians yang mau melanjutkan studinya di Universitas bagi mereka yang masih ingin kuliah dan tidak bekerja setelah lulus Year 12 (kira-kira setara lulusan SMA). Kapan hutang untuk kuliah ini dibayar? Tergantung kepada kemampuan financial penghutang setelah lulus dari perguruan tinggi dan kemudian bekerja. HECS hanya dibayarkan setelah penghutang memiliki penghasilan di atas $43.000 per tahun dan diambil berdasarkan proporsionalitas progressif, artinya, semakin tinggi penghasilan, semakin tinggi pula prosentasi pembayaran hutangnya. Bagaimana jika miskin terus dan tidak mampu membayar? Katakanlah, menganggur setelah lulus kuliah.Ya tidak usah membayar. Hutang dibawa mati, walaupun negara dengan penduduk 20 juta jiwa ini sangat sulit mencari penganggur. Bagaimana HECS bisa muncul, apa latar belakangnya?

Setidaknya, Australia melampaui empat fase penting dalam Politik Pendidikan dalam satu abad terakhir. Pertama, Fase jaman Perang dunia sampai dengan tahun 1970. Fase ini ditandai dengan mahalnya biaya pendidikan dan menjadi privilege kaum terbatas, berduit dan laki-laki . Pendidikan tinggi didominasi oleh laki-laki, kelas menengah, yang umumnya kulit putih. Pada waktu itu, orang kuliahan hanya 2.3% dari seluruh populasi penduduk berusia 17-22 tahun. Pendidikan di Universitas waktu itu sangat mentereng dan bergengsi, katakanlah hanya orang yang Sugih Mbegedhu saja yang bisa mengenyamnya. Fase ini diakhiri dengan munculnya pemerintahan baru kaum buruh dengan naiknya Whitlam menjadi Perdana menteri setelah beberapa dekade gagal menguasai kursi Parlemen di Canberra. Continue reading “HECS : Berhutang untuk Kuliah”

Permit Parking

Permit ParkingJujur saja, saya sering kehabisan ide untuk menulis disini, semenjak tinggal di Australia. Bukan berarti tidak ada yang menarik di Australia, terutama Canberra, tetapi karena saya terbiasa dengan menulis berdasarkan sesuatu yang “tidak seharusnya” atau paling tidak “bisa menjadi lebih baik lagi” dari beberapa peristiwa. Oleh karena itu, beberapa kejadian di Australia menjadi tidak menarik, karena seringkali “ya memang begitu seharusnya.” atau “sudah baik“.

 

Negara yang baik adalah negara yang dibangun oleh seluruh warga negaranya, bukan hanya pemerintah, bukan hanya rakyat, bukan hanya elemen bisnisnya dan bukan hanya parpolnya. Semuanya harus berpartisipasi dalam national development. Salah satu aspek dari partisipasi itu terlihat dari ruang yang terbuka untuk elemen diluar pengambil kebijakan, atau dalam bahasa Colebatch “attentive public” dan bukan hanya “sub-government”. Bentuk kongkritnya bisa dilihat dari keberadaan KOTAK SARAN. Katakanlah misalnya Dardias University sebagai sebuah universitas baru ingin tahu sejauh mana pelayanannya memuaskan seluruh elemen di kampus. Disediakanlah KOTAK SARAN di setiap fakultas dan juga tersedia online. Elemen kampus juga rajin mengirim kritik lewat media yang ada, managemen kampus menindaklanjutinya dengan segera bentuk partisipasi itu. Begitu seterusnya hingga terbangun situasi ideal apabila seluruh pihak berpartisipasi.

 

Dalam level negara juga demikian. Bentuk partisipasi yang dilakukan SLANK untuk anggota DPR di Senayan seharusnya disikapi dengan sangat bijak. Tidak ada kritik “yang membangun”. Semua kritik pada dasarnya tetap membangun. Terminologi “kritik membangun” sengaja dipakai rejim Soeharto untuk membungkam mereka yang “anti pembangunan” yang dengan gampang kemudian dicap sebagai “kiri atau PKI”. Mereka yang “tidak membangun” justru tidak akan meluangkan energinya untuk membuat sebuah kritik, apatis lebih baik. Tapi tunggu dulu, apatis pun juga bisa dianggap sebagai kritik, misalnya buat kawan-kawan yang memilih golput.

Jawaban KPK terhadap upaya penuntutan terhadap SLANK jelas, Al Amin ditangkap, plus PSK nya. Namanya Al Amin lho, sekali lagi Al Amin, -orang yang dapat dipercaya-. Aneh memang anggota DPR kita, lebih reaktif daripada jaman Soeharto. Iwan Fals jauh-jauh lebih keras kritiknya, judulnya saja Wakil Rakyat, dan sepertinya merupakan lagu yang selalu up to date bahkan untuk waktu yang sekian lama.

 

Australia adalah salah satu negara yang dibangun dengan bersama-sama itu. Salah satu contohnya ketika saya terkena parking fine yang bikin mangkel. Saya memang salah karena tidak memarkir Carol (nama mobil saya) di tanda PERMIT PARKING yang saya bayar $151 untuk 11 bulan. Denda untuk pelanggaran parkir ini luar biasa banyak, $159. Artinya, lebih banyak dari biaya bayar parkir tiap tahunnya. Hal ini terjadi karena sudah 40 menit mencari lokasi parkir dan semuanya penuh, dan kelas sudah menunggu. Saya beresiko dengan parkir dan ternyata RANGER ANU tengah mencari mangsa. Mobil difoto  dan sedetik setelahnya, bill pelanggaran ditempel di wiper. Sebelum saya, dua teman Indonesia juga terkena fine dengan sebab yang kurang lebih sama.

 

Continue reading “Permit Parking”