Sudah lama sekali saya ingin menulis pengalaman mencari rumah kontrakan di Australia. Seharusnya saya tulis tiga tahun lalu, tapi lebih baik saya tulis sekarang daripada tidak sama sekali. Informasi ini khusus untuk Canberra dan sekitarnya, daerah lain mungkin punya hal yang berbeda.
Seperti di Indonesia, mengontrak rumah di Canberra bisa dilakukan dengan berhubungan langsung dengan dua pihak, pemilik rumah langsung atau kepada agent real estate. Bedanya, sangat sedikit yang dapat berhubungan langsung dengan pemilik rumah, biasanya menggunakan agent.
Beberapa perbedaan keduanya adalah sebagai berikut:
- Pemilik rumah langsung basisnya adalah trust, sedangkan ketika berhubungan dengan real estate basisnya adalah contract. Implikasi dari kedua hal ini bisa menjadi sangat panjang.
- Proses lebih mudah dengan pemilik rumah langsung daripada dengan agent.
- Agent menarik sekian dolar dari uang pajak, sehingga biasanya relative lebih mahal.
- Agent yang berbasis contract lebih jelas tanggungjawabnya masing-masing. Ini memberikan kepastian hokum kepada kedua belah pihak. Hal ini agak berbeda dengan pemilik rumah langsung, jika kebetulan berhubungan dengan landlord yang enak sih gak apa-apa. Tapi ketika konflik terjadi, biasanya pemenangnya selalu pemilik rumah yang memang tinggal di situ.
- Inspeksi landlord langsung kadang tidak pasti dan tidak terjadwal seperti dengan agent.
- Keduanya biasanya menanggung biaya pemakaian air ke dalam biaya sewa rumah dan juga menetapkan bond sebesar 4 kali biaya sewa per minggu. Bond ini akan dikembalikan jika dalam inspeksi terakhir, rumah kembali dalam keadaan bersih dan tidak ada kerusakan. Jika ada, biaya perbaikan akan diambilkan dari bond.
- Sumber informasi utama tetap dari internet dan koran (Rabu dan Sabtu) Canberra Times. Bedanya, agent akan menampilkan info rumah di web ternama dan juga web mereka sendiri, sedangkan landlord akan mengiklankan di website classified dan iklan di kampus.
Karena menyewa langsung dari landlord tidak rumit, saya akan menuliskan tentang proses menyewa rumah melalui agent.
Pertama, melihat informasi dan kemudian mengisi form aplikasi yang dibuat satu untuk tiap agent disertai kelengkapan pendukungnya. Kelengkapan pendukungnya ini adalah, surat beasiswa, surat dari kampus yang menyatakan berapa uang kita sebulan, rental record sebelumnya, copy paspor, visa, kartu mahasiswa dls yang intinya menyatakan kesanggupan kita membayar biaya sewa mingguan dan menunjukkan kalau kita adalah calon penyewa yang baik.
Setelah itu, kita melakukan inspeksi ke rumah yang akan dikontrak. Jadwalnya ditentukan oleh agent dan biasanya diikuti oleh puluhan calon tenant. Pada bulan Januari umumnya lebih sulit karena selain masuk dalam tahun akademik baru, bulan Agustus adalah musim dingin yang membuat orang malas pindahan.
Keseluruhan berkas tadi nantinya diserahkan kepada landlord untuk dipilih. Disini tidak pernah kita tahu bagaimana proses itu berlangsung dan lebih seringnya berakhir dengan penolakan. Saya ditolak lebih dari 15 kali sebelum mendapatkan kontrakan.
Masalahnya, bagi international student, rumah ini penting. Karena tanpa rumah, kita tidak bisa mengajak keluarga datang, dan tak bisa mencari sekolah untuk anak. Sekolah disesuaikan dengan lokasi kita.
Tetapi bagaimanapun, proses mencari rumah ini merupakan ujian pertama saya ketika memutuskan untuk kuliah di ANU. Bagaimanapun, semakin keras kita berusaha, semakin besar kemungkinan untuk berhasil. Dan sekali lagi, selalu ada Allah yang menjadi tempat kita kembali.
Saking seringnya mencari rumah, saya pernah diundang untuk presentasi ttg pencarian rumah bagi mhs baru pada Januari 2009. PPTnya bisa diunduh disini.