Mengulang Sejarah IALF

Pagi 17 Desember 2012, adalah hari yang mendebarkan karena sore harinya  saya akan kembali lagi ke Canberra untuk study PhD. Ada dua hal yang harus saya lakukan hari itu. Pertama lapor ke Dikti di Gedung D lt. 5 untuk mengabil berkas yang harus di cap di kedutaan di Canberra dan kedua mengambil paspor di IDP Kuningan karena proses pengurusan visa dibantu IDP.

Urusan di Dikti relative lancar dan saya mendapat teman baru disana, dosen dari Unipa Manokwari yang juga alumni MAP UGM. Urusan mengambil paspor ini yang menarik. Setelah turun di halte TransJakarta Karet, saya naik ojek ke Kuningan. Entah bagaimana, tukang ojek ini tidak melewati jalan besar tapi menyusuri gang-gang dan jalan di Karet Belakang (Karbela) untuk sampai di Setiabudi Kuningan dimana IDP berada. Tukang ojek ini juga melewati Karbela 2, jalan (tepatnya gang) dimana lima tahun lalu saya menghabiskan 8 minggu untuk persiapan ke Australia.

Tukang Ojek ini seperti tahu persis sejarah hidup saya. Dia menyusuri jalan yang persis sama yang setiap hari saya tempuh menuju IALF. Dulu lokasi IALF adalah di sebelah IDP sebelum pindah beberapa meter mendekati kedutaan Australia. Saya memutuskan untuk turun di belakang Setiabudi One dan berjalan menyusuri kembali rute Karbela-IALF, melintasi jembatan penyeberangan dan sampai di Wisma Budi.

Setelah urusan Paspor beres, saya menengok ke bekas IALF yang saat ini digunakan sebagai kantor perusahaan swasta. Saya sempatkan juga turun di bawah, dan menyusuri basement yang sangat akrab. Terbayang jelas kenangan lima tahun lalu dimana kawan-kawan saya di 8w1 (2007) yang berlanjut sampai sekarang.

Seolah, perjalanan singkat ini adalah flashback persiapan ke Australia yang kedua kalinya. Sebuah pengalalan singkat yang menyenangkan.