Sudah sebulan ini saya bolak–balik tiap minggu menapaki rute Canberra-Sydney. Keluarga tinggal di Wiley Park di Sydney karena istri sekolah di UNSW, sementara saya di ANU Canberra. Posting ini akan mengurai tentang pengalaman beberapa kali melintasi Sydney-Canberra.
Jarak kedua kota itu adalah 266 km yang bisa ditempuh dalam 3-3,5 jam. Jalan nya mulus dengan variasi semen dan aspal dengan 2-3 jalur masing-masing yang di tengahnya dibatasi vegetasi semak-semak. Kecepatan maksimal yang diperbolehkan dilewati adalah 110 km/jam walaupun sangat mudah memacu mobil sampai 150 km/jam.
Di jalur Canberra-Sydney, ada dua Safety T-Cam yang otomatis memotret nomor kendaraan jika melebihi 110 km/jam. Di jalur Sydney-Canberra ada tiga Safety T-Cam dengan dua camera mengukur average speed. Di sepanjang jalur itu, polisi lalu lintas yang sudah dibekali teknik kamuflase yang luar biasa canggih, bisa memotret kendaraan anda menggunakan Lidar (radar tembak). Tempat polisi ini tidak dapat diprediksi dan ada di sepanjang lintasan yang sueeepi itu. Sistem pengawasan dan control terhadap kecepatan ditingkatkan dari waktu ke waktu. Denda untuk speeding dan parking di NSW merupakan salah satu pemasukan utama pemerintah negara bagian NSW. Sehingga setiap mobil yang melintas di jalur tersebut akan menjadi sasaran pemasukan pemerintah (dan mungkin juga polisi).
Sistem denda yang dipadu dengan system IT yang diberlakukan secara konsisten membuat denda menjadi mekanisme efektif untuk menambah pendapatan negara. Setiap tahun, mobil akan terdata ke dalam system pajak yang dibuktikan dengan tempelan stiker di kaca depan. Biaya pajak mobil per tahun sekitar $830. Jika tertangkap kamera anti ngebut, sebuah “surat cinta” akan dikirimkan ke alamat rumah sesuai dengan alamat registrasi berdasarkan plat nomor. Jika tidak membayar denda, yang tergantung berapa KM/jam pelanggaran, dalam 43 hari, akan ada denda lanjutan karena terlambat membayar. Jika tetap tidak membayar denda, mobil anda tidak akan bisa diregistrasi untuk tahun berikutnya atau SIM nya dicabut. Jika mengendarai mobil tanpa registrasi dan tertangkap, berpotensi menghuni hotel prodeo. Jadi pendeknya, system hukum yang impersonal tidak memungkinkan pelanggar untuk bernegoisasi dan mengakalinya.
Jika anda tertangkap Lidar polisi dan dia meminta berhenti, berhentilah langsung !!! Polisi memiliki seluruh power dan posisi anda adalah powerless. Mereka akan meminta anda untuk tetap berada di dalam mobil dan bertanya mengapa anda melebihi kecepatan yang ditentukan. Jika dalam kondisi medical emergency, mungkin anda akan mendapatkan escort. Jika tidak ada alasan, bersiaplah membayar tagihan dengan internet banking melalui system pembayaran yang didesain tanpa melibatkan manusia. Jika tertangkap di kota, bisa langsung di bayar on the spot dengan mesin gesek seperti jika anda memesan Pizza Hut Delivery yang dipadu dengan jaringan internet. Jika mau lari, tidak mungkin. Jalur Sydney-Canberra-Sydney yang sueeepi dan tanpa kemungkinan keluar jalur itu tak akan memungkinkan anda untuk melarikan diri. Mobil polisi jauh lebih cepat dari mobil anda.
Walaupun tegas dan disiplin terkait denda dan peraturan, pemerintah ternyata fair juga. Peringatan kecepatan berada di setiap beberapa kms dan peringatan Safety T-Cam diberikan sekitar 200 meter sebelum kamera. Sebelum mendenda dengan denda paling murah $163, pemerintah memastikan anda faham, mengerti dan tahu terhadap peraturannya.
Tugas polisi juga betul-betul hanya menilang. Urusan pembayaran denda, pajak kendaraan, Kir Mobil, SIM, petunjuk jalan, kamera dls dilakukan oleh Pemerintah Negara Bagian melalui Road and Transport Authority (RTA).
Bagaimana cara memperbaiki system denda di Indonesia mengacu kepada jalur Syd-Cbr dan system transportasi di NSW dan ACT?
Pertama, perlu restrukturisasi institusi terkait dengan tugas dan wewenang polisi. Polisi seharusnya hanya bertugas untuk menilang pelanggar aturan, tidak dicampur dengan pembuat peraturan tersebut. SIM seharusnya tidak dikeluarkan oleh Polisi tetapi oleh otoritas jalan dan lalu lintas yang berlaku secara nasional. Saat ini polisi yang mengeluarkan SIM, polisi yang bikin (paling tidak terlibat) peraturan lalu lintas, polisi juga yang menilang. SIM juga perlu dibuat bilingual, minimal dengan bahasa Inggris, jadi tidak perlu translate di KBRI dengan biaya $25, lebih mahal daripada biaya perpanjangan SIM di Sleman.
Kedua, perlu system IT yang terintegrasi sehingga system IT memiliki dua tujuan yaitu menyatukan system denda dengan system pajak dan SIM, serta membuat system pembayaran denda menjadi impersonal dengan sedikit mungkin melibatkan manusia. Mekanisme pembayaran denda dengan gesek seperti Pizza Hut bisa dilakukan untuk kota-kota dengan jaringan internet. Sehingga denda bisa dipastikan masuk ke rekening khusus dan bisa digunakan sebagai sumber pemasukan. Sebagian besar pemakai mobil biasanya memiliki kartu ATM yang bisa dimanfaatkan. Selain itu, pembayaran denda juga bisa dilakukan dengan online, ATM atau internet banking.
Sebenarnya masih banyak yang bisa ditulis, pertanyaannya adalah, maukah kita dan polisi berubah? Mental menyogok kita dihilangkan dan mental menerima sogok polisi juga dihilangkan. Sepertinya, ini dulu deh.